Bagi seseorang yang sangat menjaga penampilannya, memiliki selulit di tubuh mungkin sedikit menyebalkan. Sebab selulit dapat membuatnya tampil kurang percaya diri saat mengenakan baju tertentu. Maka tak heran bila beberapa orang berusaha menghilangkan selulit.

Hingga saat ini masih belum jelas alasan terjadinya selulit. Tetapi tak sedikit ahli yang mengaitkan korelasi kuat antara selulit dengan genetika, ras, dan gender. Pada 1978, ahli bedah Nurnberger dan Muller mendefinisikan selulit sebagai hasil dari perbedaan struktur kulit dan jaringan subkutan.

Selulit dapat terjadi pada pria dan wanita. Berdasarkan fakta hampir 90% wanita memiliki selulit. Sedangkan hal ini jarang terjadi pada pria di mana hanya ada 10% pria yang memiliki selulit. Seorang ahli bedah plastik estetika dari New York, Dr. Z. Paul Lorenc membeberkan fakta lain tentang selulit.

Menurutnya genetika memiliki peran yang lebih tinggi untuk terjadinya selulit. Namun selulit bisa juga terjadi karena penumpukan lemak akibat obesitas. Hal itu membuat selulit mudah ditemukan pada paha, sekitar perut, dan bahkan bokong.

Maka dari itu, Dr Paul menyarankan agar seseorang berusaha mempertahankan indeks massa tubuh yang ideal dengan cara mengatur pola makan dan olahraga. Alasannya karena hal itu dapat mencegah lemak menyebar di sekitar otot yang membuat terjadinya selulit.

Selulit memang tak bisa dicegah atau dihindari. Beruntung apabila selulit terjadi bisa dihilangkan atau disamarkan. Caranya menjaga tubuh terhidrasi dengan benar dan mempertahankan indeks massa tubuh ideal. Selain itu, bisa juga dilakukan perawatan di klinik kecantikan.

Perawatan biasanya mencakup stimulasi kolagen menggunakan radiofrekuensi dan perawatan dengan laser untuk menghilangkan ketidakteraturan kulit sehingga membuatnya tampak halus secara keseluruhan. (Link/OKZ)